Cara kita merasa adalah sesuatu yang
secara kumulatif membentuk mental kita. Dari emosi ini pula kita
menemukan sumber tenaga jiwa, yaitu berupa kemauan dan tekad, sesuatu
yang kita butuhkan untuk bertindak.
Jika pikiran adalah akar karakter, maka
mental kita adalah batannya; disinilah kekuatan dan kelemahan karakter
ditentukan. Dari sifat mental, seseorang mendapat salah satu dari dua
nama ini; berkepribadian kuat atau berkepribadian lemah.
Maka, cara kita merasakan sesuatu akan
menemukan kuat - lemahnya dorongan jiwa untuk melakukannya. Warna
perasaan kita adalah cermin bagi tindakan kita. Tindakan yang harmonis
akan mungkin lahir dari warna perasaan yang kuat dan harmonis.
Jadi, mental adalah jembatan dimana
pikiran kita berjalan menuju tindakan. Jembatan itu akan runtuh, jika
dilalui oleh benak yang sarat pikiran yang melebihi kemampuan jiwa
mewadahinnya. Jika yang sebaliknya terjadi, hidup seseorang akan
kehilangan efisiensi dan efektifitas.
Langkah - langkah aplikatif untuk
memperbaiki cara kita merasa atau mentalitas kita dapat dirumuskan
secara sederhana dalam kalimat berikut:
Pengarahan + penguatan + Kontrol + Doa = Terapi Mental
Ket:
Pengarahan
berarti bahwa perasaan – perasaan kita harus diberi arah yang jelas,
yaitu arah yang akan menentukan motifnya. Misalnya mengapa seseorang
harus bergembira atau bersedih. Setiap perasaan harus mempunyai alasan
lahir yang jelas. Itu hanya mungkin jika perasaan dikaitkan dengan
pikiran kita.
Penguatan berarti
kita harus menemukan sejumlah sumber tertentu yang akan menguatkan
perasaan itu dalam jiwa kita. Terkait dengan unsur keyakinan, kemauan,
dan tekad yang dalam yang memenuhi jiwa, sebelum kita melakukan suatu
tindakan.
Kontrol berarti kita harus memunculkan kekuatan tertentu dalam diri yang berfungsi mengendalikan semua warna perasaan diri kita.
Doa
berarti bahwa kita mengharapkan adanya dorongan Ilahiyah yang berfungsi
membantu semua proses pengarahan, penguatan, dan pengendalian bagi
mental kita.
Dari rumusan tersebut kita bisa menjabarkan dalam sembilan langkah berikut ini:
Langkah I
Berusahalah untuk menghadirkan Allah
dalam kesadaran kita, dan rasakan bahwa kita lah yang paling
bertanggungjawab dihadapan-Nya atas diri kita sendiri. Saat kita
merasakan adanya kontrol dari Allah secara langsung terhadap diri, kita
akan menemukan kekuatan tertentu untuk mengendalikan diri dalam melawan
godaan kerendahan untuk melakukan kemaksiatan.
Langkah II
Kuatkan rindu untuk dapat bertemu dengan
Allah pada tempat tertinggi didalam surga. Jangan sekedar bermimpi
masuk surga. Akan tetapi, bermimpilah untuk masuk ke tempat tertinggi
dalam surga sehingga kita berpeluang melihat langsung wajah Allah. Jika
rindu tidak terbatas, kita akan merasakan bahwa dorongan batin itu telah
muncul dalam diri, sehingga memberi kekuatan untuk melakukan kebaikan.
Langkah III
Pertajam mata hati dan nurani, agar Ia
dapat menangkap setiap gejala dosa sejak dini. Jika kita sensitif
terhadap dosa, kita akan menemukan sifat rasional dan nurani. Ini akan
membuat kita senantiasa berorientasi masa depan dan selalu terdorong
untuk melakukan ibadah - ibadah murni sebagai sumber air nurani.
Langkah IV
Tenang.
Itulah yang harus kita usahakan melekat dalam diri dalam segala situasi
kejiwaan dan peristiwa kehidupan. Kita akan menjadi lebih tenang jika
kita mau; selalu diam (tidak berbicara kecuali sangat penting), mampu
menahan marah, dan tidak berharap atau terpengaruh dengan komentar dan
perhatian orang lain. Sebab, orientasi kita adalah kebenaran, bukan
pengakuan.
Langkah V
Jangan mudah terpengaruh oleh orang
lain, baik dengan sanjungan mereka, apalagi kritikan mereka. Berusahalah
untuk konsisten dengan nilai dan prinsip sendiri. Untuk itu harus ada
rasa percaya diri dan berusaha menghindari semua tindakan yang tidak
beralasan, hal ini akan memberikan orisinalitas kepribadian.
Langkah VI
Kuatkan daya tahan kita terhadap
berbagai tekanan hidup dan perubahan – perubahan lingkungan sosial ,
ekonomi, politik , dan kehidupan secara umum. Untuk itu, kita harus
belajar menunda kebutuhan - kebutuhan sesaat, khususnya yang bersifat
biologis, lakukan puasa dan selalu bertawakal kepada Allah.
Langkah VII
Belajarlah mencitai orang lain dengan
cara yang kuat dan jujur. Untuk itu belajarlah memperhatikan memberi dan
berkehendak baik pada orang lain.
Langkah VIII
Berusahalah mempertahankan kegembiraan
dan kelapangan jiwa anda setiap saat. Berusahalah mempertahankan
keceriaan wajah anda, gunakan cara yang baik dalam berkomunikasi, dan
belajarlah memahami orang lain lebih banyak.
Langkah IX
Hindari diri anda dari kekosongan dan
kehampaan. Jangan sampai akal kosong dari ilmu, jiwa kosong dari iman,
dan fisik kosong dari perilaku yang baik. Kekosongan jiwa berarti
membuka pintu bagi setan untuk masuk secara bebas.
0 komentar:
Post a Comment